Home » , » Hambatan Dalam Pengembangan Potensi Diri dan Peluang Untuk Mewujudkan Prestasi

Hambatan Dalam Pengembangan Potensi Diri dan Peluang Untuk Mewujudkan Prestasi

Hambatan dalam pengembangan potensi diri - Upaya untuk meraih prestasi bukan suatu jalan yang mudah untuk dilalui. Kadang hambatan muncul menghadang. Hal yang demikian menuntut kita bekerja keras untuk menyingkirkan rintangan dan meminimalkan kekurangan diri. Jika hal tersebut dapat kita lakukan, maka langkah selanjutnya akan lebih ringan.

Apakah potensi-potensi yang dimiliki seseorang dapat berkembang? Hal itu tergantung pada pribadi yang bersangkutan dan lingkungan di mana dia berada. Dua aspek ini sangat berpengaruh dalam proses pengembangan diri. Berikut ini beberapa hambatan yang mungkin muncul dalam upaya mengembangkan potensi diri.

  • Hambatan yang berasal dari lingkungan, yaitu hambatan yang disebabkan, antara lain oleh sistem pendidikan yang dianut, lingkungan belajar/bekerja, dan kebiasaan atau budaya tertentu dalam lingkungan masyarakat.
  • Hambatan yang berasal dari individu sendiri merupakan faktor penghambat yang muncul dari sikap negatif seseorang, misalnya rendahnya ambisi dan motivasi, berprasangka buruk, tidak memiliki tujuan yang jelas, dan enggan mengenal dirinya sendiri.

Faktor-faktor internal (yang berasal dari dalam diri seseorang) yang menjadi penghambat pengembangan prestasi diri, antara lain sifat-sifat dan ciri-ciri perilaku sebagai berikut.

Agar pengembangan potensi diri atau aktualisasi diri dapat berjalan dengan efektif, diperlukan gizi dan stamina yang tinggi. Gizi dan stamina tidak hanya untuk aspek fisik semata, tetapi juga sangat diperlukan dalam mengaktualisasikan potensi diri. Kekuatan fisik ini diperlukan agar kita mampu bekerja keras. Perhatikanlah ketika kondisimu sedang lemah karena sakit atau kurang istirahat. Kalian tentu sulit untuk dapat belajar dengan baik. Akibatnya, mungkin prestasi belajarmu menurun. Oleh karena itu, menjaga ketahanan fisik melalui pola makan yang sehat dan istirahat yang cukup akan sangatmembantu dalam upaya mengembangkan potensi diri.

La Rose  (1996: 141–149), dalam Citra Pribadi yang Berkualitas, antara lain menyebutkan bahwa pengembangan diri dapat diwujudkan melalui langkah-langkah berikut.

  • Bergaul dengan orang yang bukan satu profesi dalam arti berbeda profesi. Dengan demikian, akan memperoleh peluang-peluang dan tantangan.
  • Pilihlah teman yang dapat diajak berdiskusi dan tidak mudah tersinggung serta mau memberikan umpan balik yang sesuai dengan realita.
  • Bersikap dan berpikir positif tentang sesama.
  • Biasakan mengucapkan terima kasih.
  • Biasakan mengatakan hal-hal yang tidak menghalangi orang lain.
  • Biasakan berbicara efektif.

Dengan demikian, pengembangan potensi diri membutuhkan kesiapan fisik maupun mental yang memadai. Jika kita hanya memerhatikan aspek mental, namun mengabaikan kondisi fisik, mungkin kita akan sulit berprestasi, demikian pula sebaliknya. Maka dari itu, menjaga ketahanan fisik dan mental menjadi salah satu kunci yang mesti kita perhatikan demi meraih cita-cita yang kita dambakan.

Konsep diri merupakan cara seseorang memandang diri dengan situasi di sekeliling kita. Konsep diri menunjukkan sikap yang menurut pikiran saya, dalam posisi mana saya berada, dan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. La Rose, membagi tiga golongan tentang konsep diri seseorang, yaitu sebagai berikut.

  • Golongan yang menyerah total, yaitu golongan yang gampang menyerah sebelum berusaha
  • Golongan yang tidak menyerah total, yaitu golongan yang mau bekerja dan mempunyai  cita-cita, tetapi tidak mau bekerja keras lagi dan cenderung menyerah. Sebenarnya golongan ini tidak puas dengan apa yang diraih, tetapi tidak mau bekerja lebih keras dan menerima tanggung jawab.
  • Golongan yang tidak pernah menyerah, yaitu golongan yang tidak membiarkan perasaan putus asa atau pesimistis, menjalani hidup optimis, dan merasa kehidupan sebagai suatu tantangan, ingin berhasil, dan memiliki pribadi yang berkualitas.

Peran Serta dalam Berbagai Aktivitas untuk Mewujudkan Prestasi Diri Sesuai Kemampuan demi Keunggulan Bangsa

Peluang untuk mewujudkan prestasi

Potensi yang ada pada setiap diri manusia, sesungguhnya dapat diberdayakan dan dikembangkan lebih lanjut untuk mencapai prestasi optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. Berbagai peluang untuk mewujudkan prestasi dalam berbagai bidang kehidupan yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut.

Michael H. Hart  pada tahun 1978, menulis buku Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah yang berisi orang-orang hebat dengan prestasinya yang patut dicontoh. Beberapa tokoh tersebut adalah sebagai berikut.

a. Issac Newton (1642–1727)
Penemu hukum gerak Newton. Di bidang mekanika (sekitar bergeraknya sesuatu benda), melahirkan hukum kedua, yaitu hukum gaya berat universal. Di bidang optik, telah berhasil merevolusionerkan penelitian astronomi  dengan mengembangkan teropong refleksi pertama. Di bidang matematika, yaitu penemuan tentang ”kalkulus integral” sebagai cikal bakal teori matematika modern.

b. William Shakespeare (1564–1616)
Dalam usia 34 tahun, dianggap paling berhasil sebagai penulis drama terkemuka. Karya-karya besarnya yang sampai sekarang terkenal di dunia adalah Julius Caesar, Hamlet, Othello, dan Macbeth Modern. Selama hidupnya telah menghasilkan 38 drama, 154 sonata, dan 3 atau 4 sajak-sajak panjang.

c. Adam Smith (1723–1790)
Tokoh di bidang pembangunan ekonomi dengan karyanya  Theory of Moral Sentiments. Dalam karya lain yang lebih monumental, yaitu The Wealth of Nations (sebagai penelitian modern tentang politik dan ekonomi), Adam Smith menentang perlunya negara memiliki persediaan batangan emas dalam jumlah besar. Sebaliknya, menekankan arti pokok yang paling penting adalah tenaga kerja, pembagian kerja, tidak campur tangannya pemerintah, dan diserahkannya pada mekanisme pasar.

Di Indonesia, banyak tokoh-tokoh yang memiliki prestasi demi sumbangsihnya terhadap bangsa dan negara Indonesia, salah satunya adalah B.J. Habibie. B.J. Habibie selain pernah menjabat sebagai presiden pada awal masa reformasi, juga lebih dikenal sebagai seorang ahli pesawat terbang (aeronautika) terkemuka yang diakui keahlian dan keilmuannya secara internasional. Keahliannya dalam bidang aeronautika terutama mengenai keretakan struktur pesawat terbang. Oleh karena itu, kalangan ahli aeronautika, Habibie dijuluki ‘’Mr. Crack’’. Latar belakang pendidikan Habibie membuatnya mampu mengembangkan PT Nurtanio menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Pada masa kepemimpinannya, IPTN berhasil memproduksi beberapa jenis pesawat terbang dan helikopter sebagai hasil kerja sama dengan industri pesawat terbang di dunia, seperti Boeing, Bell, Aerospatiale, MBB, dan CASA.

Kekuatan kreativitas

Gun Gun Abdul Ghofur, mahasiswa fakultas  psikologi, memperoleh prestasi di bidang akademik.Pria kelahiran Tasikmalaya, 3 Agustus 1983 ini sukses meraih gelar mahasiswa teladan tahun 2006 Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selain itu, dia menyandang predikat lulusan 2006 terbaik.

Dari kisah Gun Gun di atas, ada satu hal yang dapat kita petik dan pelajari adalah kreativitas. Setiap orang dapat menemukan jalannya masing-masing. Kesuksesan orang lain mungkin menjadi inspirasi, tetapi kita sendirilah yang akan dapat menemukan jalan terbaiknya bagi kita.

Ada beberapa hal yang dapat disebut sebagai pemicu agar menjadi orang yang kreatif.
Pertama, berpikiran terbuka. Orang yangberpikiran terbuka memiliki kemungkinan yang tinggi untuk dapat hidup dalam segala situasi. Dengan berpikiran terbuka, kita akan berkeya- kinan bahwa ”segala sesuatu adalah mungkin”. Jadi, terdapat berbagai kemungkinan jika kita mau berpikiran terbuka.
Kedua, keingintahuan yang tinggi. Bagai- mana cara orang dapat mengoperasikan komputer, maka  kita dapat mencoba memprak- tikkannya sehingga kita pun dapat mengetahui caranya. Hal yang sama dapat kita terapkan dalam berbagai bidang kehidupan kita. Ilmu matematika, ekonomi, sosiologi, dan fisika, semua lahir dari rasa ingin tahu manusia yang tinggi untuk menguak rahasia alam dan menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Ketiga, berani mencoba. Keberanian untuk mencoba sering kali menjadi awal kesuksesan seseorang. Sebelum Wright  bersaudara mampu menciptakan pesawat bermesin yang dapat  terbang, banyak sekali orang yang telah mencoba untuk terbang dengan menggunakan berbagai cara. Akan tetapi, Wright bersaudara tidak pernah melakukan percobaan untuk terbang. Kreativitas mereka sungguh luar biasa, karena keberanian untuk mencoba telah menjadikan impian mereka berubah nyata.
Keempat, tidak mudah menyerah. ”Kegagalan adalah sukses yang tertunda”, begitu pepatah mengatakan. Keberanian untuk mencoba belum tentu akan menghasilkan sukses yang nyata jika tidak diiringi sikap pantang menyerah.

0 komentar:

Posting Komentar